Suku Minangkabau termasuk salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia. Bukan hanya terkenal karena masakan Padang yang tersebar ke berbagai daerah, suku ini juga sangat terkenal sebagai pemeluk Islam tersebar dan taat serta tradisi Minangkabau yang begitu bervariasi.
Adanya banyak tradisi suku Minang memang menjadi identitas yang begitu melekat. Nah, uniknya, meskipun zaman sudah berganti dan modern, banyak tradisi Minang yang masih terjaga dan lestari hingga saat ini.
Penasaran apa saja tradisi suku Minang yang masih kerap diselenggarakan hingga kini? Simak ulasannya!
Sekilas Tentang Suku Minangkabau
Suku Minang atau Minangkabau merupakan suku mayoritas di wilayah Sumatera Barat. Dalam catatan sejarah suku Minangkabau, asal-usul nama Minang berawal sejak masa pemerintahan Kerajaan Pagaruyung di mana muncul isu mengenai penyerangan Kerajaan Majapahit dari Jawa ke Kerajaan Pagaruyung.
Peristiwa penyerangan tersebut terjadi di sebuah desa di Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, Sumatera Barat. Peristiwa perang tersebut kemudian diselesaikan dengan mengadu kerbau sebagai jalan menyelesaikan masalah di antara dua pihak. Karena kerbau Minang menang maka muncul kata “manang kabau” yang kemudian menjadi nama nagari atau desa.
Untuk mengenang kejadian tersebut, penduduk Pagaruyung mendirikan sebuah rumah loteng atau rangkiang yang bentuk atapnya menyerupai tanduk kerbau. Konon rumah itu berdiri tepat di batas pertemuan pasukan Majapahit yang dijamu oleh seorang wanita dari Pagaruyung. Sekarang Suku Minang mayoritas beragama Islam dan berbahasa daerah bahasa Minangkabau.
Tradisi Minangkabau yang Masih Lestari Hingga Saat Ini
Berbincang tentang suku Minang, terdapat budaya Minangkabau yang sangat kental hadir dalam keseharian mereka. Budaya Minang ini pun melahirkan beberapa tradisi yang hingga kini masih lestari.
Diantara beberapa tradisi tersebut, adapun yang masih lestari dan juga populer di kalangan masyarakat luas diantaranya adalah:
1. Batagak Pangulu
Setiap suku di Minang memiliki penghulu suku atau “Datuak”. Bahkan, setiap pergantian penghulu suku akan diadakan upacara pengangkatan yang disebut Batagak Pangulu.
Acara ini dianggap sakral dan biasanya diadakan dengan menyembelih kerbau disertai dengan acara pesta selama beberapa hari bahkan sampai seminggu lamanya. Nah, Batagak Pangulu hingga saat ini masih kerap dilakukan oleh masyarakat Minang.
2. Batagak Kudo Kudo
Upacara tradisional ini adalah salah satu rangkaian panjang dari tradisi Suku Minang dalam membangun rumah. Upacara ini dilakukan saat sebuah rumah baru akan dipasang kuda-kuda.
Biasanya upacara ini mirip dengan ‘baralek’ dengan mengundang orang kampung dan sanak saudara. Sebagai bentuk gotong royong, setiap orang akan membawa seng sebagai atap rumah.
3. Tradisi Balimau
Saat menjelang bulan suci Ramadhan Suku Minang melakukan tradisi mandi membersihkan diri yang disebut Balimau. Sebagai satu kebiasaan Suku Minangkabau ini dilaksanakan oleh masyarakat Minang di “lubuak” atau sungai.
Lebih dari itu, tradisi Balimau ini juga mempunyai makna lainnya yaitu mensucikan batin dengan bermaaf-maafan satu sama lain sebelum menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi yang turun-temurun ini sangat disukai dan digemari masyarakat Minangkabau khususnya remaja dan anak-anak.
4. Turun Mandi
Tradisi Minangkabau selanjutnya adalah Turun Mandi. Tradisi ini merupakan satu dari upacara tradisional Suku Minang yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya seorang anak, sekaligus mengenalkan bayi kepada masyarakat. Upacara ini sendiri hanya bisa dilaksanakan di Batang Aia atau Sungai.
5. Pacu Jawi
Balapan sapi atau dalam bahasa Minang Pacu Jawi adalah salah satu olahraga tradisional yang umum diadakan di Tanah Datar. Setiap tahunnya dalam satu bulan terdapat empat wilayah yang mengadakan acara ini secara bergiliran.
Adapun tempat penyelenggaraan tradisi ini adalah Kecamatan Pariangan, Rambatan, Lima Kaum dan Sungai Tarab. Hingga kini, Pacu Jawi masih cukup sering diadakan di tengah masyarakat Minang.
6. Pacu Itiak
Mirip seperti Pacu Jawi, balapan itik juga merupakan tradisi Minangkabau terus dilestarikan. Tradisi unik satu ini biasanya diadakan pada 11 tempat berbeda di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Setiap itik yang mengikuti perlombaan tradisional ini akan dilempar dan masing-masing itik akan terbang menuju garis finish. Adapun jarak tempuh Pacu Itiak ini biasanya sepanjang 800 meter.
7. Makan Bajamba
Makan Bajamba atau juga dikenal Makan Barapak merupakan tradisi makan bersama yang dilakukan pada hari besar Islam, upacara adat dan acara penting lainnya. Tradisi satu ini diyakini merupakan bentuk hasil akulturasi tradisi asli Minang dengan budaya Islam.
8. Kerik Gigi
Orang Mentawai melakukan tradisi ini khusus bagi kaum perempuan yang telah dianggap dewasa. Keunikan dan nilai yang diyakini dari tradisi ini adalah untuk menambah kecantikan dan juga sebagai simbolisasi kedamaian hati dan pikiran.
9. Tradisi Tabuik
Tradisi Tabuik merupakan tradisi Suku Minang yang dilakukan dengan mengusung jenazah yang dibawa selama prosesi upacara, kemudian dilepaskan ke laut. Untuk mengiringi prosesi tradisi tersebut biasanya ditampilkan Pertempuran Karbala dan memainkan alat musik Suku Minangkabau, yakni drum Tassa serta Dhoi.
10. Baralek Gadang
Tradisi satu ini merupakan adat pernikahan Suku Minang yang biasanya dilangsungkan pada saat pernikahan. Upacara ini sendiri adalah rangkaian dari upacara adat saat pernikahan yang dimulai dari mengenal calon pengantin sampai prosesi pernikahan selesai.
11. Tradisi Basapa
Tradisi Minangkabau lain yang masih ada hingga sekarang adalah ziarah ke Makam Syekh Burhanuddin di Ulakan, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Tradisi ini biasanya dilakukan tanggal 10 safar atau saat hari Rabu pekan kedua atau pekan ketiga di bulan Safar.
Nah, itulah beberapa tradisi asli Suku Minangkabau yang hingga kini masih terus dilestarikan. Tentu, aneka tradisi yang ada tersebut menjadi kearifan lokal Minangkabau yang bukan hanya menarik tetapi penting untuk dipertahankan. Dengan demikian, nantinya, generasi ke depan pun akan mengetahui kisah hidup para pendahulu mereka.