Sistem matrilineal Minangkabau merupakan salah satu budaya suku Minangkabau yang berbeda dari kawasan lainnya. Suku Minangkabau sendiri termasuk etnis yang mendominasi populasi di Sumatera Barat dalam jumlah besar.
Mengutip dari Town and Country, suku Minangkabau termasuk masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia sejak tahun 2017 hingga saat ini. Mau tahu seluk beluk sistem kekerabatan matrilineal yang dianut oleh suku Minangkabau ini?
Simak pembahasannya di bawah ini!
Pengertian Sistem Matrilineal Minangkabau
![Apa itu Sistem Matrilineal Minangkabau, Sumber: kompas.com](https://packagepadang.com/wp-content/uploads/2024/08/Apa-itu-Sistem-Matrilineal-Minangkabau.jpg)
Istilah matrilineal berasal dari gabungan kata matri (ibu) dan lineal (garis) atau garis ibu. Istilah tersebut bisa diartikan sebagai sistem kekerabatan yang mengambil garis keturunan dari ibu. Masyarakat Minangkabau meyakini bahwa perempuan memiliki derajat yang lebih tinggi dari kaum laki-laki.
Itu sebabnya kita sering menyaksikan orang-orang Minangkabau begitu mengistimewakan kaum wanitanya. Penerapan sistem matrilineal di Padang bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan dan penghargaan kepada para wanita di dalam jiwa para pria Minangkabau.
Sistem kekerabatan yang sudah diterapkan secara turun temurun ini membuat perempuan Minang memiliki keunikan tersendiri.
Bahkan ada hak-hak besar yang biasanya diberikan kepada laki-laki, justru diberikan pada kaum perempuan di masyarakat Minang. Ini menunjukkan bahwa keturunan dari garis ibu dipandang sangat penting di Minangkabau.
Sejarah Sistem Matrilineal Minangkabau
![Sejarah dari sistem matrilineal di Minangkabau, Sumber: langgam.id](https://packagepadang.com/wp-content/uploads/2024/08/Sejarah-dari-sistem-matrilineal-di-Minangkabau.jpg)
Sejarah sistem matrilineal di masyarakat Minangkabau sudah ada sejak zaman nenek moyang. Menurut sejarah suku Minangkabau yang disampaikan secara turun temurun, sistem kekerabatan Minangkabau ini berawal di masa kepemimpinan Datuk Katumanggungan dan Datuak Parpatiah Nan Sabatang.
Kala itu panglima perang Majapahit, Adityawarman hendak menyerang daerah ini. Minangkabau yang terkenal sebagai daerah cinta damai dan menghindari peperangan dianggap tidak memiliki angkatan perang.
Datuk Katumanggungan memutuskan untuk menyambut pasukan kerajaan Majapahit dengan keramahan bukan dengan barisan prajurit.
Sementara itu Adityawarman justru dipinang dan dijodohkan dengan adik kandungnya yang bernama Putri Jamilah. Untuk memastikan keturunan Putri Jamilah tetap menjadi orang Minangkabau dan memperoleh warisan kerajaan, maka adat Batali Bacambua pun diterapkan.
Dengan menerapkan ketentuan baru tersebut, struktur masyarakat Minang pun berubah. Aturan waris yang diturunkan dari ibu, bukan dari bapak membuat sosok Adityawarman tak lebihnya raja transisi di kerajaan Minangkabau.
Sementara Putri Jamilah tetap menjadi pewaris tahta sebenarnya sedangkan Adityawarman hanya menjabat hingga keluarga adiknya melahirkan putra. Inilah cikal bakal sistem matrilineal Minangkabau yang dianut hingga sekarang.
Fakta Unik Tentang Sistem Matrilineal Minangkabau
![Fakta unik tentang sistem matrilineal, Sumber: padangkita.com](https://packagepadang.com/wp-content/uploads/2024/08/Fakta-unik-tentang-sistem-matrilineal.jpg)
Tak bisa dimungkiri bahwa sistem matrilineal Minangkabau merupakan bagian dari tradisi Minangkabau. Hingga saat ini, sistem kekerabatan ini masih dilestarikan karena dianggap memiliki keunikan tersendiri. Seperti apa keunikan dari sistem matrilineal di Minangkabau?
1. Penggunaan Nama Suku Mengikuti Garis Keturunan Ibu
Salah satu ciri sistem matrilineal yang bisa diamati adalah penggunaan nama suku mengikuti garis keturunan ibu. Jadi, baik anak laki-laki maupun perempuan menyandang suku sang ibu pada nama mereka.
Tradisi ini dilakukan sejak nenek moyang hingga generasi yang sekarang, anak-anak Minangkabau tidak menggunakan suku dari pihak ayah. Ketika seorang anak perempuan lahir, maka ia akan disambut dengan baik karena akan menjadi penerus garis keturunan sukunya.
2. Perempuan Berpengaruh Kuat dalam Rumah Gadang
Rumah Gadang memiliki arti penting bagi masyarakat Minangkabau. Rumah tersebut menjadi tempat di mana acara-acara penting keluarga diselenggarakan, seperti pesta pernikahan hingga upacara kelahiran.
Pengembangan rumah Gadang menyesuaikan kebutuhan anak perempuan dalam keluarga tersebut. Sehingga semakin banyak isinya, semakin besar pula ukurannya.
3. Tidak Boleh Melangsungkan Pernikahan Sesuku
Sistem matrilineal Minangkabau melarang pernikahan sesuku. Meskipun berasal dari nagari (desa atau daerah) yang berbeda, jika sukunya sama, pernikahan antara keduanya tetap dilarang dan dianggap sebagai hal yang kurang baik.
Ini karena ada anggapan pernikahan sesuku dikhawatirkan akan merusak garis kesukuan. Sehingga tradisi ini pun masih dipertahankan hingga generasi sekarang.
4. Tradisi Melamar Pihak Laki-laki
Tradisi unik lainnya di Minangkabau adalah tradisi pihak perempuan melamar pihak laki-laki bahkan memberi mahar. Perempuan Minang akan melamar lelaki pilihannya dengan uang japuik, membawa cincin emas dan seserahan untuk menghargai keluarga laki-laki.
Setelah menikah laki-laki akan menjadi tamu yang tinggal di rumah keluarga istrinya. Ia juga akan menjadi tumpuan bagi keluarga perempuan.
5. Penggunaan Harta oleh Pihak Perempuan
Di setiap keluarga Minang, terdapat wanita tertua atau yang dituakan di kaum dan dijuluki amban puruak atau limpapeh. Ia mendapat kehormatan menjadi penguasa seluruh harta kaum sekaligus mengatur pembagian harta tersebut.
Sedangkan lelaki tertua di kaum diberi julukan tungganai dan berperan sebagai mamak kapalo warih. Ia hanya memiliki kuasa untuk mengolah, memelihara dan mengembangkan harta milik kaum namun tidak turut menggunakannya.
6. Aturan Pembagian Warisan
Sistem matrilineal Minangkabau juga mencakup urusan pembagian warisan. Orang-orang yang berasal dari garis keturunan ibu akan memperoleh porsi lebih banyak daripada garis bapak. Hubungan kekerabatan yang kuat ini dilandasi oleh tujuan dan kepentingan bersama, yakni kepemilikan atas rumah dan tanah.
Bisa dikatakan harta warisan tidak bisa dibagi atau tetap utuh karena menjadi milik bersama dan digunakan bersama sang penerima warisan dan anggota keluarga lainnya. Jadi, meskipun perempuan berperan besar dalam kesukuan, bukan berarti ia memiliki kuasa penuh atas harta warisan di keluarganya.
Temukan Keunikan Tradisi Unik Minangkabau Lainnya Bersama Package Padang
![Eksplor kota Padang bersama Package Padang, Sumber: bisnis.com](https://packagepadang.com/wp-content/uploads/2024/02/Eksplor-kota-Padang-bersama-Package-Padang.jpg)
Temukan keunikan tradisi Minangkabau dan mengenal lebih dekat kehidupan masyarakatnya dengan mengambil layanan trip dari Package Padang.
Anda dapat mengambil paket untuk layanan transportasi, voucher hotel dan voucher makan untuk berbagai kebutuhan perjalanan.
Untuk Anda yang ingin melakukan perjalanan yang lebih leluasa, Anda juga bisa sewa mobil Padang dari Package Padang. Dapatkan penawaran menarik dengan hubungi Package Padang sekarang juga!